ManajemenPengemasan. Buku ini diharapkan produsen untuk berupaya mengembangkan bagaimana produknya mampu memenuhi kebutuhan konsumen sehingga konsumen merasa lebih tepat memilih produk tersebut disbanding produk pesaingnya. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam mengemas produk makanan dan obat-obatan adalah
Pengemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Yap, pada kali ini kita akan membahas pengertian pengemasan, fungsi pengemasan, jenis jenis pengemasan, dan lainnya. Kemasan ialah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama. Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuahproduk. Menurut Swatha mengartikan 1980 139 Pembungkusan packaging adalah kegiatan-kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Pengemasan adalah wadah atau bungkus. Jadi beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut. Fungsi Pengemasan Adapun banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, akan tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Untuk melindungi benda perniagan yang bersangkutan terhadap kerusakan-kerusakan dari saat di produksinya sampai saat benda tersebut di konsumsi. Guna memudahkan pengerjaan dan penyimpanan benda-benda perniagaan tersebut. Oleh para perantara dan para konsumen. Membantu menjual produk yang bersangkutan. Tujuan Kemasan Menurut Louw dan Kimber “2007” kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan yaitu Physical Production yakni melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya. Barrier Protection yaitu melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu dan sebagainya. Containment or Agglomeration yakni benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan. Information transmission yaitu informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label. Reducing Theft yakni kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik “menunjukkan tanda-tanda pembukaan” sangat membantu dalam pencegahan pencurian paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian. Conveniece yaitu fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali. Marketing yakni kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk. Baca Juga Spesifikasi Mesin Press Hidrolik Berikut jenis jenis pengemasan berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis yakni primer yakni bahan kemas langsung mewa dari bahan pangan “kaleng susu, botol minuman, dll”. sekunder yakni kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya. tersier dan kuarter yakni kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi, kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. Berdasarkan frekuensi pemakainnya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis yakni Kemasan sekali pakai “Disposable” yakni kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus dan makanan kaleng. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali “multi trip” yakni kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap. Kemasan yang tidak dibuang “semi disposable” yakni kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain dirumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis yakni Kemasan siap pakai yakni bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya ialah wadah botol, wadah kaleng dan sebagainya. Kemasan siap dirakit yakni kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Syarat – Syarat Kemasan Setelah mengetahui jenis jenis pengemasan, kita akan mengetahui apa sih syarat syarat kemsan… Menurut Winardi 1993204 pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pengemasan antaranya adalah Dari sejumlah besar bahan kemasan yang tersedia bahan manakah yang paling baik digunakan untuk menonjolkan wajah produk yang dihasilkan. Warna, desain, bentuk serta ukuran-ukuran kemasan yang harus digunakan. Rancangan sebuah kemasan yang dapat mempermudah penggunaan produk oleh konsumen. Apakah dapat di rancang sebuah kemasan di lihat dari fungsi sehingga kemasan itu dapat dipakai untuk tujuan lain setelah barang yang adadalam kemasan itu habis dikonsumsi. Pertimbangan perancangan kemasan untuk momen tertentu misalnya untuk hadiah ulang tahun dan momen tertentu lainnya. Bahan Kemasan Bahan yang dipergunakan untuk membuat kemasan akan sangat berpengaruh terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat sekaligus berpengaruh terhadap kemasan produk yang dikemas, misalnya suatu produk yang berupa cairan tidak akan aman atau dapat dikemas dalam bentuk kertas, produk-produk yang tidak tahan terhadap sinar ultra violet, tidak akan baik bila dikemas dalam plastik atau kaca transparan. Menurut Syarief dan Irawati 198835 membagi kemasan menjadi beberapa golongan sebagai berikut Gelas Mudah Pecah, transparan sehingga tidak cocok untuk produk yangtidak tahan pada sinar ultra violet. Metal Biasanya dibuat dari alumunium. Kemasan dari logam mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas produk-produk yang membutuhkan kemasan yang muat, misalnya untuk mengemas produk yang membutuhkan tekanan udara yang cukup ini untuk pendorong keluarnya produk tersebut dari kaleng kemasannya. Kertas Kemasan dari kertas ini tidak tahan terhadap kelembaban dan air jadi mudah rusak, jadi kemasan kertas tidak cocok untuk mengemas produk-produk yang memiliki kadar air tinggi atau dalam keadaan cair. Plastik Kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah dan bentuk lainnya seperti botol kaleng, stoples dan kotak. Penggunaan plastic sebagai kemasan semakin luas karena ongkos produksinya relative murah, mudah dibentuk dan dimodifikasi. Daya Tarik Pada Kemasan Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulus oleh konsumen yang di sampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen tertarik pada produk tersebut. Menurut Wiryo 199910 daya tarik visual kemasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu daya tarik visual dan daya tarik praktis. Daya Tarik Visual Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatuproduk mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letakWirya, 199928-30 Warna Adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan darisuatu objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terangmudah, sedang, gelap tua. Fungsi dari pemilihan warna Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk pesaing. Guna menarik perhatian, warna terang atau cerah akan memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warnagelap. Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkan selera konsumen terhadap produk makanan. Guna mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya. Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkan produknya. Guna menghiasi produk. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalam penggunaan warna kontras. Guna mendorong tindakan. Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan. Guna mengendalikan temperatur barang didalamnya. Untuk membangkitkan minat dalam mode. Bentuk Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, pemejangan dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut. Berbentuk sederhana lebih disukai dari pada yang rumit Diharuskan bentuk seimbang agar menyenangkan Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih Di sarankan bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang Bentuk cembung lebih disukai dari pada bentuk cekung Di haruskan bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh Berbentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukaibentuk siku Merk/logo Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaan adalah meningkatkan daya tarik konsumen. Merek atau logo ini dipandang dapat menaikkan gengsi atau status seorang pembeli. Syarat-syarat logo yang baik adalah Mengandung keaslian Sederhana dan ringkas Mudah dibaca atau di ucapkan Tidak sulit digambarkan Mudah di ingat Tidak mengandung konotasi yang negative Ilustrasi Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universal yang dapat menembus rintangan perbedaaan bahasa. Ilustrasi ini termasuk fotografi dan gambar-gambar untuk menarik konsumen. Topografi Topografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk menjelaskan produk yang di tawarkan sekaligus menyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen. Tata letak Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna, bentuk, merek ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baruyang disusun dan di tempatkan pada halaman kemasan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata letak adalah Keseimbangan Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang paling menarik Perbandingan ukuran yang serasi Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai Daya Tarik Praktis Merupakan efektifitas efesiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer. Daya tarik kemasan menurut Wirya 1999 15 antara lain Menjamin dapat melindungi produk Yang dapat di gunakan kembali Mudah di buka atau di tutup kembali untuk disimpan Yang mudah di bawah, di pegang dan dijinjing Dengan porsi yang sesuai Yang memudahkan pemakaian dalam menghabiskan dan mengisinya kembali Etika Kemasan Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produk produsen hendaknya memperhatikan etika pemasaran McCharty 1993199-202 yaitu dengan membuat kemasan yang dapat di pertanggung jawabkan secara sosial misalnya dengan membuat kemasan yang dapat didaur ulang atau kemasan yang dapat dipakai kembali sehingga tidak merusak lingkungan. Disamping itu produsen dalam kemasannya harus mencantumkan tanggal kadaluwarsa produk tersebut agar konsumen tidak di rugikan oleh barang-barang yang tidak ia perlukan dan berbahaya bagi merek dan perlu juga di cantumkan tentang informasi harga barang tersebut pada konsumen produk tersebut. Setelah kamu mempelajari tentang Pengemasan, jangan lupakan mendaur ulang, membuang, mengelolah, atau mengepress kemasan yang anda beli/ buat jika tidak di gunakan lagi, bahkan anda juga bisa menggunakan Mesin Press Hidrolis untuk mengepress supaya lebih cepat.
Jikapengemasan tidak baik maka kualitas dari daging tuna akan berubah saat sampai di Negara tujuan ekspor. Lalu box tersebut diikat menggunakan tali plastik dan diberi selotip di kedua ujungnya untuk mencegah udara masuk. Terakhir dimasukkan ke dalam mobil box dan siap di ekspor. Gambar 38. Tuna Loin di Kemas Plastik. Gambar 39. Tuna Loin
35 tidak dikehendaki, ditinjau dari segi keamanan dan kualitas. Hubungan aktivitas air a w dengan laju kerusakan produk pangan seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Hubungan aktivitas air a w dengan laju kerusakan produk pangan Labuza, 1982 G. PENGEMASAN 1. Pengertian Pengemasan Pengemasan sering juga disebut sebagai pewadahan, pembungkusan, atau pengepakan. Pembungkusan berperan penting dalam mempertahankan mutu suatu bahan pangan dan telah dianggap sebagai bagian integral dari proses produksi. Menurut Syarief dan Irawati, 1988, kemasan berfungsi sebagai a. Wadah untuk menempatkan produk dan memberi bentuk, sehingga lebih memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. b. Memberi perlindungan terhadap mutu produk dari kontaminasi luar dan kerusakan. c. Menambah daya tarik produk Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan, dan sifat bahan 36 kemasan. Bahan pangan mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam kepekaannya terhadap lingkungan. Produk pangan kering yang bersifat higroskopis harus dilindungi terhadap masuknya uap air. Umumnya produk pangan kering mempunyai kadar air rendah, sehingga harus dikemas dengan kemasan yang mempunyai daya tembus atau permeabilitas uap air yang rendah untuk menghambat penurunan mutu produk seperti menjadi tidak renyah Buckle, 1995. Pemilihan bahan kemasan, berkaitan dengan informasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh produk, seperti penyebab kerusakan produk dan reaksi yang akan dialami produk dalam kemasan tersebut sebelum dikonsumsi. Kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan pangan adalah perubahan kadar air, pengaruh gas dan cahaya. Perubahan kadar air produk akan menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri, penggumpalan pada produk serbuk, serta pelunakan pada produk kering. Bahan makanan yang beraroma tinggi umumnya memerlukan kemasan yang dapat menahan keluarnya komponen volatil Syarief dan Irawati, 1988. 2. Beberapa Jenis dan Sifat Bahan Kemasan Persyaratan kemasan untuk bahan pangan antara lain permeabilitas terhadap udara rendah, tidak menyebabkan penyimpangan warna dan flavor produk, tidak bereaksi dengan produk, sehingga merusak cita rasa, tidak mudah teroksidasi atau bocor, tahan panas, mudah didapat dan harganya murah Hine, 1997. Menurut Syarief dan Halid 1993, penggunaan plastik untuk kemasan bahan pangan menarik karena sifat-sifatnya yang menguntungkan seperti lunak, mudah dibentuk, mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap produk, tidak korosif seperti wadah logam, mudah dalam penanganannya, dan biaya transportasi lebih murah. Kemasan plastik lemas memiliki kelemahan khususnya terhadap daya permeabilitas barrier gas dan uap air. Kelemahan ini memungkinkan terjadinya perpindahan molekul-molekul gas baik dari luar plastik udara ke dalam produk maupun 37 sebaliknya melalui lapisan plastik. Adanya perpindahan senyawa-senyawa tersebut dapat menimbulkan berbagai penyimpangan organoleptik Winarno, 1997. Beberapa jenis plastik yang dapat dibuat sebagai kemasan produk instan adalah High Density Polyethylene HDPE, Polyprophylene PP, dan Polyethylene Terephtalat PET. Masing-masing jenis plastik tersebut memiliki sifat yang berbeda. HDPE tergolong jenis plastik polietilen. Polietilen mudah dibentuk, lemas, mudah ditarik; daya rentang tinggi tanpa sobek; tahan terhadap asam, basa, alkohol, deterjen dan bahan kimia lainnya; penampakannya bervariasi dari jernih transparan, berminyak, sampai keruh; transmisi gas tinggi, sehingga tidak cocok untuk mengemas bahan makanan yang beraroma; kedap air dan uap air; dan mudah digunakan sebagai laminasi. Polietilen tergolong poliolefin dan dibuat dari proses polimerisasi adisi gas etilen. Polipropilen PP juga termasuk ke dalam jenis plastik poliefilen dan merupakan polimer dari propilen. Sifat-sifat utama propilen diantaranya ringan densitas gcm 3 , mudah dibentuk, tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, lebih kaku dari polietilen dan tidak gampang sobek, mempunyai kekuatan tarik lebih besar dari PE pada suhu rendah akan rapuh dan tidak dapat digunakan untuk kemasan beku, permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang, tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150 C, titik leburnya tinggi, tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak Syarief dan Irawati, 1988. Sifat-sifat polipropilen dapat diperbaiki dengan cara memodifikasinya menjadi OPP oriented polypropilene jika dalam proses pembuatannya ditarik satu arah atau BOPP biaxally oriented polypropilene jika dalam proses pembuatannya ditarik dua arah. Metalizing adalah teknik untuk membuat membran tipis dengan menyalurkan logam melalui permukaan kertas atau plastik film dalam kondisi vakum. Walaupun lapisan penglogaman ini tipis, sekitar 300-1000 Å m, tetapi dapat meningkatkan perlindungan, menahan bau, 38 memberikan efek kilap dan menahan gas Matsumoto, 2007. Logam yang biasa digunakan untuk metalasi adalah alumunium. Kemurnian alumunium yang digunakan adalah diameter wire alumunium sebesar mm dan biasanya ketebalan kurang dari mm. Proses metilasi dilakukan dengan melelehkan dan menguapkan alumunium wire pada suhu 1500 C. Uap alumunium akan melapisi film plastik yang berputar pada sebuah rol pendingin bersuhu sekitar 15 C. Rol pendingin diatur pada suhu tersebut agar film tidak meleleh ketika terkena uap alumunium yang panas. Alumunium memiliki sifat hermetis, fleksibel, dan tidak tembus cahaya. Ketebalan alumunium foil menentukan sifat protektifnya. Berdasarkan pengujian fisik yang telah dilakukan terhadap bahan kemasan alumunium foil dengan tiga ketebalan yang berbeda oleh Balai Besar Kimia dan Kemasan BBKK pada tahun 2009. Pengujian ini meliputi densitas, gramatur, laju transmisi gas oksigen O 2 TR, dan laju transmisi uap air WVTR. Tabel 3. Analisis sifat fisik alumunium foil Laporan hasil uji laboratorium uji dan kalibrasi BBKK, 2009 Jenis Kemasan Ketebalan mm Densitas gcm 2 Gramatur gm 2 WVTR gm 2 24 jam O 2 TR ccm 2 24 jam Alumunium Foil Suhu = C, RH = 100 Suhu = 21 C, RH = 55 Data pada Tabel 2. menunjukkan bahwa ketebalan kemasan alumunium foil berbanding terbalik dengan nilai WVTR. Semakin meningkat ketebalan kemasan, nilai WVTR akan semakin rendah. Hal ini menunjukkan semakin tebal kemasan maka daya permeabilitas kemasan terhadap uap air semakin 39 rendah. Permeabilitas dan ketebalan kemasan juga berkaitan dengan densitas dan gramatur. Semakin rendah ketebalan alumunium foil, semakin kecil pula densitas dan gramatur. Menurut Matsumoto 2007, ketebalan kemasan menentukan laju transmisi gas oksigen O 2 TR dan uap air WVTR kemasan. Alumunium foil dengan ketebalan mm memiliki nilai WVTR dan O 2 TR yang paling tinggi dibandingkan dengan ketebalan lainnya. Hal ini berarti jenis alumunium ini paling mudah ditembus oleh oksigen dan uap air dari lingkungan selama penyimpanan. Berbeda dengan hasil analisis nilai O 2 TR terhadap masing-masing kemasan. Nilai O 2 TR paling tinggi terdapat pada kemasan alumunium foil dengan ketebalan mm dan menunjukkan nilai terendah pada kemasan alumunium foil dengan ketebalan mm. Berbeda dengan pernyataan Robertson 1993 bahwa kuantitas dari difusi gas sebanding dengan ketebalan lapisan. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya keanekaragaman struktur molekul penyusun lembaran atau film dan tingkat kepolaran. Plastik yang dilapisi logam metalized plastic dapat meningkatkan penampilan dan mengurangi transmisi. Plastik ini dapat melindungi produk dari cahaya. Penggunaan plastik ini antara lain untuk mengemas kopi, makanan kering, keju, dan roti panggang Matsumoto, 2007. H. PENDUGAAN UMUR SIMPAN
perkembangannyadi bidang pascapanen, sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemasan pangan. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pangan, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia. Kriteria yang perlu dipertimbangkan 1 Mengidentifikasi jenis-jenis kecacatan yang terjadi pada proses pengemasan Stripping obat solid. 2. Mengidentifikasi faktor yang dominan menjadi penyebab pada proses pengemasan Stripping obat solid sehingga terjadinya kecacatan produk. event) 3. kecuali di tingkat terendah dalam pohon Memberikan usulan perbaikanruanganbersuhu ruang. Tahapan proses pengemasan buah durian seperti terlihat pada Gambar 1. Kadar CO 2 yang dihasilkan oleh buah durian diukur menggunakan GC untuk
Berikutjenis jenis pengemasan berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis yakni: 1. primeryakni bahan kemas langsung mewa dari bahan pangan “kaleng susu, botol minuman, dll”. 2. sekunderyakni kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk w.