6Jenis Kemasan Produk 6.1 1. Berdasarkan Struktur Isi 6.2 2. Berdasarkan Frekuensi Pemakaian 6.3 3. Berdasarkan Tingkat Kesiapan Pakai 7 Tips Membuat Kemasan I. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemasan Kemasan memiliki pengertian umum dan khusus. Dalam pengertian umum, kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat bahan yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Dalam pengertian khusus, kemasan adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu komoditas dan telah dilengkapi dengan tulisan atau label yang menjelaskan tentang isi, kegunaan dan lainlainnya yang perlu atau diwajibkan. Dengan adanya kemasan, benda tersebut bisa bertahan dan terlindungi terhadap sesuatu yang dapat merusak benda yang terdapat dalam kemasan tersebut. Jenis pengemasan produk hortikultura dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan sifat kelenturannya, yaitu kemasan fleksibel dan kemasan kaku rigid. Kemasan fleksibel merupakan kemasan yang hanya berfungsi untuk membungkus produk dan tidak untuk melindungi dari kerusakan mekanis. Contoh kemasan fleksibel seperti karung jala, kantong plastik dan karung goni yang biasanya digunakan untuk mengemas kentang, bawang merah dan cabai. Kemasan kaku adalah kemasan yang dapat menahan gaya tekan sehingga dapat melindungi keadaan fisik produk. Contoh kemasan kaku seperti kemasan karton corrugated box, keranjang bambu dan peti kayu. Kemasan distribusi untuk produk hortikultura yang digunakan di Indonesia, antara lain karung goni, keranjang bambu, peti kayu dan peti karton corrugated box. Kemasan karton umumnya dibuat dari kertas dengan bahan bakunya dapat diklasifikasikan menjadi dua kemasan 1. Kemasan Kotak Karton Lipat Folding Carton Box Kemasan Kotak Karton Lipat KKL umumnya dibuat dari bahan karton dupleks dengan pengembangan dan inovasinya untuk mendapatkan mutu performa yang diminta pelanggan industri atau pemakai. Penggunaannya dapat sebagai kemasan sekunder maupun kemasan primer, disesuaikan dengan komoditas apa yang dikemas. 3 2. Kemasan Kotak Karton Gelombang Corrugated Carton Box Kemasan Kotak Karton Gelombang KKG adalah kemasan yang fungsi utamanya untuk pengangkutan, distribusi atau penyimpanan di gudang. Sesuai dari tujuan utamanya tersebut, kemasan ini sering digunakan sebagai kemasan sekunder atau primer. Penggunaan KKG sebagai kemasan untuk pengangkutan, distribusi atau penyimpanan karena ketahanan tekanan retaknya memiliki daya yang kuat. Ketahanan retak bursting strength menunjukkan mutu performa tahan sobek dalam pengangkutan dan penanganan produk terkemas. Dalam aplikasinya bahan kemasan karton memiliki keuntungan multi guna, artinya jenis kemasan ini dapat dipergunakan dari pengemasan primer sampai tersier, khususnya melalui pengembangan dan inovasi, baik bahan baku maupun proses pembuatannya. Bahan baku kertas karton bersifat higroskopis. Kelemahan tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan perlakuan khusus dari bahan kemasan tahan air atau lembab Water/Moisture Resistance dan tahan minyak atau lemak Oil/Grease prool Resistance Setyowati, et al., 2000 Kemasan distribusi yang memberikan perlindungan cukup baik, memiliki sifat-sifat seperti berikut Paine and Paine, 1983 1. Sesuai dengan produk yang dikemas 2. Memiliki kekuatan yang cukup agar terhindar dari berbagai resiko selama pengangkutan dan penyimpanan 3. Memiliki ventilasi yang cukup bagi produk tertentu yang memang membutuhkan 4. Menyediakan informasi yang memungkinkan identifikasi produk yang dikemas, tempat produsen dan tempat yang dituju 5. Mudah dibuka atau dibongkar tanpa menggunakan buku petunjuk Kemasan distribusi dirancang dan dipilih terutama untuk mengatasi faktor getaran vibrasi dan kejutan shock karena faktor ini sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya kerusakan yang terjadi. Sementara pengaruh yang lain seperti RH dan suhu dapat diatasi dengan modifikasi kecil dari rancangan yang ada Maezawa, 1990. 4 Kemasan dari karton bergelombang memiliki banyak tipe pengemas. Tiga tipe yang umum digunakan yaitu RSC Regular Slotted Container, HTC Half Telescopic Container dan FTC Full Telescopic Container. Ketiga tipe tersebut disajikan pada Gambar 1. Dari ketiga tipe tersebut, tipe RSC Regular Slotted Container paling banyak digunakan untuk pengemasan buah dan sayuran segar Peleg, 1985. Gambar 1. Tipe kemasan distribusi A RSC, B HTC dan C FTC B. Karton Gelombang Kemasan karton dibuat dari karton bergelombang. Karton gelombang adalah karton yang dibuat dari satu atau beberapa lapisan kertas medium bergelombang dengan kertas linier sebagai penyekat dan pelapisnya. Kertas medium adalah kertas yang digunakan sebagai lapisan bergelombang pada karton gelombang. Sedangkan kertas linier adalah kertas yang digunakan untuk lapisan datar, baik pada bagian luar maupun bagian dalam karton gelombang Haryadi, 1994. Karton gelombang yang digunakan untuk kemasan peti karton dibuat dari paperboard. Paperboard merupakan kertas dengan ketebalan kurang lebih mm. Paperboard dibuat dari serat selulosa alami yang terdapat pada pohon. Paperboard yang digunakan untuk karton gelombang biasanya dibuat dengan proses kraft Peleg, 1985. Kertas yang paling kuat dan paling banyak digunakan untuk kemasan adalah kertas kraft dengan warna alami. Kertas yang biasa digunakan untuk bahan kemasan dapat dilihat pada Tabel 1. 5 Tabel 1. Jenis kertas yang biasa digunakan untuk bahan kemasan Basic Pembuatan Weight range Tensile strength Material lb/1000 kg/1000 m2 ft2 lb/in width kN/m Kraft papers Dari sulphate pulp pada softwood contoh spruce 14-60 70-300 Sulphite papers Pemutihan dan terbuat dari campuran softwood dan hardwood Dari adukan kasar bubur kayu pulp 7-60 35-300 14-30 70-150 MD 10-25 CD 5-12 8-30 40-150 MD 8-30 CD 5-16 12-75 60-370 12-80 4-10 20-50 Greaseproff papers Glassine Vegetable parchment Tissue Sama dengan Greaseproff namun lebih halus supercalendered Perlakuan dari kertas tidak lengket dengan konsentrasi asam sulfur Kertas ringan dari banyak bubur kayu pulp MD 14-65 CD 7-30 Ciri-ciri dan kegunaan Sangat bervariasi Low strength Kertas kasar, pemutihan, warna alami, tahan air. Digunakan untuk tas, corrugated board, food packaging Kertasnya bersih dan terang, digunakan untuk amplop, kertas label, dan laminating Tahan terhadap minyak dan makanan berlemak Tahan terhadap minyak dan lemak, untuk sabun, pembalut, dan bahan berminyak Tidak beracun, tahan air, untuk mentega, ikan, dan daging Terang, pembungkus yang halus untuk perhiasan, bunga, dan kaus kaki. Sumber Paine, F. A. The Packaging Media 1977 6 Bahan kemasan dari karton gelombang merupakan bahan kemasan hasil industri kertas, sehingga jenis dan tipenya sudah ada standarnya. Hal ini menyebabkan pemilihan bahan kemasan lebih mudah dibandingkan dengan kayu. Terdapat tiga daya tahan yang dimiliki oleh kemasan karton yaitu ketahanan jebol, daya tahan susun dan daya tahan air basah. Ketahanan jebol dan daya tahan susun dari kemasan karton sangat tergantung pada kualitas bahan yang digunakan. Daya tahan terhadap air basah dapat dilakukan dengan menambah lapisan lilin pada permukaan kemasan karton, baik di bagian dalam maupun di bagian luar sesuai kebutuhan Federasi Pengemasan Indonesia, 1983. Menurut Triyanto 1991, karton gelombang merupakan bahan kemasan distribusi yang paling umum dan paling banyak digunakan untuk berbagai jenis produk, mulai dari buah-buahan sampai dengan peralatan elektronik atau mesin untuk industri. Hal ini disebabkan karena harganya yang relatif murah dan daya tahan yang dapat diatur sesuai dengan jenis transportasi yang digunakan. Walaupun demikian, agar dapat berfungsi dengan maksimal, pemakaian kotak karton gelombang harus memperhatikan - Penggunaan bahan baku yang baik - Pengendalian mutu yang memadai selama proses - Spesifikasi kotak yang dibuat, baik dari segi ukuran, berat dan lainlain Kelebihan kemasan karton jika dibandingkan dengan peti kayu antara lain 1 berat yang lebih ringan untuk material dengan kekuatan yang sama, 2 permukaan yang halus, 3 sifat meredam getaran yang baik 4 mudah untuk dicetak dan pemberian label, 5 mudah untuk dirakit dan ringkas dalam penyimpanan dan 6 mudah daur ulang. Sedangkan kelemahan kemasan karton adalah ventilasi kurang dan pada kondisi lembab kekuatannya berkurang. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan pemberian lubang-lubang pada dinding kemasan yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga kekuatan kemasan tidak berkurang. Kekuatan bahan pada kondisi lembab ditambah dengan pemberian lapisan lilin Peleg, 1985. 7 Berdasarkan lapisan kertas flat sheet dan flute yang menyusunnya, karton gelombang diklasifikasikan menjadi single wall board flute terletak di tengah-tengah flat sheet, double wall board dua lapis single wall board yang saling berhadapan satu sama lain dan triple wall board terdiri dari 3 flute dan 4 flat sheet. Peleg 1985, membagi karton gelombang menjadi empat jenis, yaitu single face dengan single flute, double face dengan single flute, double wall dan triple wall Gambar 2. Gambar 2. Penggolongan karton gelombang a single face dengan single flute b double face dengan single flute c double wall d triple wall Menurut Lott 1977, struktur flute yang digunakan pada karton gelombang komersial terdiri atas 4 ukuran Tabel 2. Flute pada karton gelombang tipe A, B dan C banyak digunakan untuk keperluan industri, 8 misalnya untuk keperluan transportasi. Sedangkan Peleg 1985, membedakan karton gelombang seperti yang ditunjukan Tabel 3. Tabel 2. Struktur flute pada karton gelombang komersiala Flute No. of flutes per Flute height Minimum flat crush configuration metre mm Nm-2 A coarse 104-125 140 B fine 150-184 180 C medium 120-145 165 E every 275-310 485 fine a Lott 1977 Tabel 3. Tipe flute dan sifat dari karton gelombanga Type of flute Thickness range mm Edgewise compressive strength kg/cm Single-wall – – A – – B – – C Double-wall A+B A+C a – – – – Peleg 1985 Menurut Jaswin 1999, flute A memiliki sifat bantalan cushioning yang baik karena ketebalannya dapat meredam daya tekan yang terjadi pada saat kemasan ditumpuk. Flute B memiliki bantalan yang tidak terlalu tinggi, sehingga cocok untuk produk yang sebelumnya telah dikemas dalam kaleng. Namun flute B memiliki ketahanan tekan datar flat crush resistant yang paling baik. Flute C dibuat dengan karakteristik berada diantara flute A dan flute B dengan harga lebih murah, memiliki daya bantalan yang tinggi seperti flute A dan memiliki ketahanan tekan datar yang baik seperti flute B. Sedangkan flute E banyak digunakan untuk kemasan display dengan dinding luar terbuat dari white kraft sebagai karton printed. 9 C. Ventilasi Kemasan untuk produk-produk hasil pertanian hortikultura perlu di lubangi sebagai ventilasi. Adanya ventilasi ini menyebabkan sirkulasi udara yang baik dalam kemasan sehingga akan menghindarkan kerusakan komoditas akibat akumulasi CO2 pada suhu tinggi Hidayat, 1993 dalam Aspihani, 2006. Respirasi merupakan proses pembakaran zat-zat organik menjadi karbon dioksida dan terbentuknya air dengan suatu reaksi oksidasi yang melepaskan energi Pantastico, 1986. Tipe kemasan RSC dan FTC banyak digunakan sebagai kemasan distribusi produk hortikultura. Perbedaan desain, bentuk dan ukuran dari lubang ventilasi biasanya disesuaikan dengan tipe produk, penyimpanan dan model transportasi. Biasanya pemotongan lubang ventilasi untuk kemasan distribusi banyak dilakukan di bagian samping kemasan dan bukan di bagian atas kemasan, padahal pemotongan ventilasi di bagian samping dapat mengurangi kekuatan kemasan yang lebih besar daripada pemotongan di bagian atas dan bawah kemasan peti karton Peleg, 1985. Menurut Aspihani 2006, jika semakin besar luasan ventilasi yang diberikan kepada peti karton, maka semakin kecil compression strength peti karton tersebut. Dalam hal ini desain ventilasi harus memperhatikan letak atau posisi vertikal serta luasan ventilasi agar tercapai kekuatan kemasan yang optimal. Desain kemasan untuk komoditas hortikultura segar harus memiliki cukup lubang udara ventilasi untuk memungkinkan udara dapat bergerak keluar masuk kemasan. Ukuran, bentuk, dan posisi lubang ventilasi pada kemasan peti karton sangat bervariasi, terutama untuk kemasan distribusi buah dan sayur. Buah nanas dikemas dengan berat bersih antara 10-15 kg 2223 lb. Kemasan yang biasa digunakan adalah kemasan karton gelombang tipe FTC dengan karton pembagi di antara buah nanas, kekuatan tekan kemasan sebesar 275 lb/in2. Ventilasi dibuat di bagian atas dan bawah kemasan, dengan tambahan di bagian samping kemasan jika dibutuhkan, biasanya digunakan untuk pengangkutan melalui jalur laut Garcia, et al., 2006. 10 D. Tomat Tomat merupakan sayuran buah yang banyak dikonsumsi masyarakat. Tomat biasanya digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan sayur, dikonsumsi langsung maupun dibuat sebagai minuman Juice. Selain dikonsumsi segar, buah tomat juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri, misalnya sambal, saus, jamu dan kosmetik Wiryanta, 2002. Buah tomat dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Buah tomat Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonneae berkeping dua, bangsa ordo Tubiflorae, suku famili solanaceae berbunga seperti terompet, marga genus solanum yang kini dipisahkan dengan nama Lycopersicum, jenis species Lycopersicum esculentum Mill, yang dulu disebut Solanum lycopersicum L. tomat yang enak dimakan dan banyak dijual di pasar sebagai tomat komersial. Sebagian masyarakat menggunakan buah tomat untuk terapi pengobatan karena mengandung karotin yang berfungsi sebagai pembentuk provitamin A dan lycopen yang mampu mencegah kanker. Sebagai bahan makanan, kandungan gizi buah tomat tergolong lengkap. Secara rinci kandungan gizi buah tomat dapat dilihat dalam Tabel 4. 11 Tabel 4. Kandungan dan komposisi gizi buah tomat tiap 100 grama No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 a Zat Gizi Energi kal Protein gr Lemak gr Karbohidrat gr Serat gr Abu Calsium mg Fosfor Zat besi mg Natrium mg Kalium mg Vitamin A Karotin Vitamin B1 Thiamin mg Vitamin B2 Riboflavin mg Niacin mg Vitamin C mg Air gr Nilai Gizi 20,00 1,00 0,30 4,20 5,00 27,00 0,50 0,06 40 94,00 Wiryanta 2002 Menurut SNI 01-3162-1992, tomat disajikan dalam bentuk utuh dan segar, dikemas dengan keranjang atau bahan lain dengan berat bersih maksimal 50 kg dan ditutup dengan anyaman bambu atau bahan lain, kemungkinan diikat dengan tali rotan atau bahan lain. Tomat juga dapat dikemas dengan bahan kemasan untuk produk hortikultura pada umumnya, seperti kertas, karton gelombang, kayu, plastik, serat goni. E. Studi Pustaka yang Dilakukan Paklamjeak, et. al. 1988, membuat prototype kemasan ekspor untuk varietas durian cha-nee dan durian monthong. Dengan dimensi prototype adalah 480 x 450 x 230 mm dengan area ventilasi. Berat kemasan kotor sebesar 13 kg. Tipe kemasan yang digunakan regular slotted container dengan compression strength sebesar 466 kgf dan full telescope half slotted container dengan compression strength sebesar 800 kgf. Tipe kemasan pertama cukup kuat untuk distribusi durian ke negara-negara tetangga Thailand, seperti Singapura dan Brunei Darussalam. Sedangkan tipe kemasan kedua dapat digunakan untuk distribusi durian ke negara-negara yang lokasinya lebih jauh Taiwan dan Kanada. 12 Aspihani 2006, telah melakukan penelitian mengenai pengaruh tipe kemasan, bahan kemasan, dan ventilasi terhadap kekuatan kemasan peti karton Corrugated Box untuk distribusi. Pemberian lubang ventilasi pada kemasan peti karton menyebabkan penurunan compression strength, semakin besar presentase luasan ventilasi terhadap luasan karton maka semakin kecil compression strength peti karton tersebut. Penurunan compression strength peti karton karena pemberian luasan ventilasi dapat dinyatakan dengan nilai faktor koreksi FK. Puspa 2006, telah melakukan penelitian mengenai pengaruh tipe kemasan dan penggunaan ventilasi terhadap kekuatan dan biaya kemasan peti kayu untuk distribusi hortikultura. Bahan yang digunakan adalah kayu jeunjing Paraserianthes falcataria L. Nielsen dengan dimensi dalam berukuran 430 × 350 × 260 mm. Kemasan dengan dimensi tersebut, dapat diisi buah berbentuk bulat berkapasitas 16 kg dengan diameter dan berat tertentu. Dari penelitian yang dilakukan Adhinata 2008, diperoleh pola grafik hubungan waktu terhadap suhu yang sama pada kemasan berventilasi lingkaran dan berventilasi oval, sedangkan pola grafik berventilasi campuran cenderung memiliki pola yang sama dengan kemasan tanpa ventilasi. Hasil simulasi penelitian menunjukkan pola sebaran suhu dipengaruhi oleh bentuk ventilasi. Keadaan suhu pada daerah yang searah dengan ventilasi menghasilkan sebaran suhu yang relatif sama dengan suhu lingkungan. Kusumah 2007, telah melakukan penelitian mengenai pengaruh berbagai jenis kemasan dan suhu penyimpanan terhadap perubahan mutu fisik mentimun Cucumis sativus L selama transportasi. Dari penelitian tersebut diperoleh bahwa kemasan tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan suhu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kekerasan. Suhu merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi respirasi. Selama proses respirasi, beberapa perubahan fisik terjadi pada buah tomat seperti proses pematangan, melunaknya daging buah tomat, susut bobot akibat kehilangan air, terbentuknya aroma dan gas-gas volatil serta perubahan tekstur dan rasa buah. Respirasi terus berlanjut dan akhirnya mengalami 13 pelayuan dan diakhiri dengan proses pembusukan dan ditandai oleh hilangnya nilai gizi dan faktor mutu buah-buahan tersebut Eskin et al., 1971 dalam Sugiyono, 1999. Menurut Pantastico 1986 besarnya laju perombakan pati menjadi gula dipengaruhi oleh suhu dan enzim. Semakin tinggi suhu akan mempercepat respirasi yang menyebabkan perombakan pati menjadi gula yang lebih besar. Kenaikan gula ini merupakan petunjuk kimia telah terjadinya kemasakan. 14

ManajemenPengemasan. Buku ini diharapkan produsen untuk berupaya mengembangkan bagaimana produknya mampu memenuhi kebutuhan konsumen sehingga konsumen merasa lebih tepat memilih produk tersebut disbanding produk pesaingnya. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam mengemas produk makanan dan obat-obatan adalah

Pengemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Yap, pada kali ini kita akan membahas pengertian pengemasan, fungsi pengemasan, jenis jenis pengemasan, dan lainnya. Kemasan ialah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama. Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuahproduk. Menurut Swatha mengartikan 1980 139 Pembungkusan packaging adalah kegiatan-kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Pengemasan adalah wadah atau bungkus. Jadi beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut. Fungsi Pengemasan Adapun banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, akan tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Untuk melindungi benda perniagan yang bersangkutan terhadap kerusakan-kerusakan dari saat di produksinya sampai saat benda tersebut di konsumsi. Guna memudahkan pengerjaan dan penyimpanan benda-benda perniagaan tersebut. Oleh para perantara dan para konsumen. Membantu menjual produk yang bersangkutan. Tujuan Kemasan Menurut Louw dan Kimber “2007” kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan yaitu Physical Production yakni melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya. Barrier Protection yaitu melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu dan sebagainya. Containment or Agglomeration yakni benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan. Information transmission yaitu informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label. Reducing Theft yakni kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik “menunjukkan tanda-tanda pembukaan” sangat membantu dalam pencegahan pencurian paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian. Conveniece yaitu fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali. Marketing yakni kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk. Baca Juga Spesifikasi Mesin Press Hidrolik Berikut jenis jenis pengemasan berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis yakni primer yakni bahan kemas langsung mewa dari bahan pangan “kaleng susu, botol minuman, dll”. sekunder yakni kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya. tersier dan kuarter yakni kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi, kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. Berdasarkan frekuensi pemakainnya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis yakni Kemasan sekali pakai “Disposable” yakni kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus dan makanan kaleng. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali “multi trip” yakni kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap. Kemasan yang tidak dibuang “semi disposable” yakni kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain dirumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis yakni Kemasan siap pakai yakni bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya ialah wadah botol, wadah kaleng dan sebagainya. Kemasan siap dirakit yakni kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Syarat – Syarat Kemasan Setelah mengetahui jenis jenis pengemasan, kita akan mengetahui apa sih syarat syarat kemsan… Menurut Winardi 1993204 pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pengemasan antaranya adalah Dari sejumlah besar bahan kemasan yang tersedia bahan manakah yang paling baik digunakan untuk menonjolkan wajah produk yang dihasilkan. Warna, desain, bentuk serta ukuran-ukuran kemasan yang harus digunakan. Rancangan sebuah kemasan yang dapat mempermudah penggunaan produk oleh konsumen. Apakah dapat di rancang sebuah kemasan di lihat dari fungsi sehingga kemasan itu dapat dipakai untuk tujuan lain setelah barang yang adadalam kemasan itu habis dikonsumsi. Pertimbangan perancangan kemasan untuk momen tertentu misalnya untuk hadiah ulang tahun dan momen tertentu lainnya. Bahan Kemasan Bahan yang dipergunakan untuk membuat kemasan akan sangat berpengaruh terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat sekaligus berpengaruh terhadap kemasan produk yang dikemas, misalnya suatu produk yang berupa cairan tidak akan aman atau dapat dikemas dalam bentuk kertas, produk-produk yang tidak tahan terhadap sinar ultra violet, tidak akan baik bila dikemas dalam plastik atau kaca transparan. Menurut Syarief dan Irawati 198835 membagi kemasan menjadi beberapa golongan sebagai berikut Gelas Mudah Pecah, transparan sehingga tidak cocok untuk produk yangtidak tahan pada sinar ultra violet. Metal Biasanya dibuat dari alumunium. Kemasan dari logam mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas produk-produk yang membutuhkan kemasan yang muat, misalnya untuk mengemas produk yang membutuhkan tekanan udara yang cukup ini untuk pendorong keluarnya produk tersebut dari kaleng kemasannya. Kertas Kemasan dari kertas ini tidak tahan terhadap kelembaban dan air jadi mudah rusak, jadi kemasan kertas tidak cocok untuk mengemas produk-produk yang memiliki kadar air tinggi atau dalam keadaan cair. Plastik Kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah dan bentuk lainnya seperti botol kaleng, stoples dan kotak. Penggunaan plastic sebagai kemasan semakin luas karena ongkos produksinya relative murah, mudah dibentuk dan dimodifikasi. Daya Tarik Pada Kemasan Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulus oleh konsumen yang di sampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen tertarik pada produk tersebut. Menurut Wiryo 199910 daya tarik visual kemasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu daya tarik visual dan daya tarik praktis. Daya Tarik Visual Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatuproduk mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letakWirya, 199928-30 Warna Adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan darisuatu objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terangmudah, sedang, gelap tua. Fungsi dari pemilihan warna Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk pesaing. Guna menarik perhatian, warna terang atau cerah akan memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warnagelap. Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkan selera konsumen terhadap produk makanan. Guna mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya. Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkan produknya. Guna menghiasi produk. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalam penggunaan warna kontras. Guna mendorong tindakan. Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan. Guna mengendalikan temperatur barang didalamnya. Untuk membangkitkan minat dalam mode. Bentuk Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, pemejangan dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut. Berbentuk sederhana lebih disukai dari pada yang rumit Diharuskan bentuk seimbang agar menyenangkan Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih Di sarankan bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang Bentuk cembung lebih disukai dari pada bentuk cekung Di haruskan bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh Berbentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukaibentuk siku Merk/logo Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaan adalah meningkatkan daya tarik konsumen. Merek atau logo ini dipandang dapat menaikkan gengsi atau status seorang pembeli. Syarat-syarat logo yang baik adalah Mengandung keaslian Sederhana dan ringkas Mudah dibaca atau di ucapkan Tidak sulit digambarkan Mudah di ingat Tidak mengandung konotasi yang negative Ilustrasi Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universal yang dapat menembus rintangan perbedaaan bahasa. Ilustrasi ini termasuk fotografi dan gambar-gambar untuk menarik konsumen. Topografi Topografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk menjelaskan produk yang di tawarkan sekaligus menyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen. Tata letak Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna, bentuk, merek ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baruyang disusun dan di tempatkan pada halaman kemasan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata letak adalah Keseimbangan Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang paling menarik Perbandingan ukuran yang serasi Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai Daya Tarik Praktis Merupakan efektifitas efesiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer. Daya tarik kemasan menurut Wirya 1999 15 antara lain Menjamin dapat melindungi produk Yang dapat di gunakan kembali Mudah di buka atau di tutup kembali untuk disimpan Yang mudah di bawah, di pegang dan dijinjing Dengan porsi yang sesuai Yang memudahkan pemakaian dalam menghabiskan dan mengisinya kembali Etika Kemasan Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produk produsen hendaknya memperhatikan etika pemasaran McCharty 1993199-202 yaitu dengan membuat kemasan yang dapat di pertanggung jawabkan secara sosial misalnya dengan membuat kemasan yang dapat didaur ulang atau kemasan yang dapat dipakai kembali sehingga tidak merusak lingkungan. Disamping itu produsen dalam kemasannya harus mencantumkan tanggal kadaluwarsa produk tersebut agar konsumen tidak di rugikan oleh barang-barang yang tidak ia perlukan dan berbahaya bagi merek dan perlu juga di cantumkan tentang informasi harga barang tersebut pada konsumen produk tersebut. Setelah kamu mempelajari tentang Pengemasan, jangan lupakan mendaur ulang, membuang, mengelolah, atau mengepress kemasan yang anda beli/ buat jika tidak di gunakan lagi, bahkan anda juga bisa menggunakan Mesin Press Hidrolis untuk mengepress supaya lebih cepat.

Jikapengemasan tidak baik maka kualitas dari daging tuna akan berubah saat sampai di Negara tujuan ekspor. Lalu box tersebut diikat menggunakan tali plastik dan diberi selotip di kedua ujungnya untuk mencegah udara masuk. Terakhir dimasukkan ke dalam mobil box dan siap di ekspor. Gambar 38. Tuna Loin di Kemas Plastik. Gambar 39. Tuna Loin

35 tidak dikehendaki, ditinjau dari segi keamanan dan kualitas. Hubungan aktivitas air a w dengan laju kerusakan produk pangan seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Hubungan aktivitas air a w dengan laju kerusakan produk pangan Labuza, 1982 G. PENGEMASAN 1. Pengertian Pengemasan Pengemasan sering juga disebut sebagai pewadahan, pembungkusan, atau pengepakan. Pembungkusan berperan penting dalam mempertahankan mutu suatu bahan pangan dan telah dianggap sebagai bagian integral dari proses produksi. Menurut Syarief dan Irawati, 1988, kemasan berfungsi sebagai a. Wadah untuk menempatkan produk dan memberi bentuk, sehingga lebih memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. b. Memberi perlindungan terhadap mutu produk dari kontaminasi luar dan kerusakan. c. Menambah daya tarik produk Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan, dan sifat bahan 36 kemasan. Bahan pangan mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam kepekaannya terhadap lingkungan. Produk pangan kering yang bersifat higroskopis harus dilindungi terhadap masuknya uap air. Umumnya produk pangan kering mempunyai kadar air rendah, sehingga harus dikemas dengan kemasan yang mempunyai daya tembus atau permeabilitas uap air yang rendah untuk menghambat penurunan mutu produk seperti menjadi tidak renyah Buckle, 1995. Pemilihan bahan kemasan, berkaitan dengan informasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh produk, seperti penyebab kerusakan produk dan reaksi yang akan dialami produk dalam kemasan tersebut sebelum dikonsumsi. Kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan pangan adalah perubahan kadar air, pengaruh gas dan cahaya. Perubahan kadar air produk akan menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri, penggumpalan pada produk serbuk, serta pelunakan pada produk kering. Bahan makanan yang beraroma tinggi umumnya memerlukan kemasan yang dapat menahan keluarnya komponen volatil Syarief dan Irawati, 1988. 2. Beberapa Jenis dan Sifat Bahan Kemasan Persyaratan kemasan untuk bahan pangan antara lain permeabilitas terhadap udara rendah, tidak menyebabkan penyimpangan warna dan flavor produk, tidak bereaksi dengan produk, sehingga merusak cita rasa, tidak mudah teroksidasi atau bocor, tahan panas, mudah didapat dan harganya murah Hine, 1997. Menurut Syarief dan Halid 1993, penggunaan plastik untuk kemasan bahan pangan menarik karena sifat-sifatnya yang menguntungkan seperti lunak, mudah dibentuk, mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap produk, tidak korosif seperti wadah logam, mudah dalam penanganannya, dan biaya transportasi lebih murah. Kemasan plastik lemas memiliki kelemahan khususnya terhadap daya permeabilitas barrier gas dan uap air. Kelemahan ini memungkinkan terjadinya perpindahan molekul-molekul gas baik dari luar plastik udara ke dalam produk maupun 37 sebaliknya melalui lapisan plastik. Adanya perpindahan senyawa-senyawa tersebut dapat menimbulkan berbagai penyimpangan organoleptik Winarno, 1997. Beberapa jenis plastik yang dapat dibuat sebagai kemasan produk instan adalah High Density Polyethylene HDPE, Polyprophylene PP, dan Polyethylene Terephtalat PET. Masing-masing jenis plastik tersebut memiliki sifat yang berbeda. HDPE tergolong jenis plastik polietilen. Polietilen mudah dibentuk, lemas, mudah ditarik; daya rentang tinggi tanpa sobek; tahan terhadap asam, basa, alkohol, deterjen dan bahan kimia lainnya; penampakannya bervariasi dari jernih transparan, berminyak, sampai keruh; transmisi gas tinggi, sehingga tidak cocok untuk mengemas bahan makanan yang beraroma; kedap air dan uap air; dan mudah digunakan sebagai laminasi. Polietilen tergolong poliolefin dan dibuat dari proses polimerisasi adisi gas etilen. Polipropilen PP juga termasuk ke dalam jenis plastik poliefilen dan merupakan polimer dari propilen. Sifat-sifat utama propilen diantaranya ringan densitas gcm 3 , mudah dibentuk, tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, lebih kaku dari polietilen dan tidak gampang sobek, mempunyai kekuatan tarik lebih besar dari PE pada suhu rendah akan rapuh dan tidak dapat digunakan untuk kemasan beku, permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang, tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150 C, titik leburnya tinggi, tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak Syarief dan Irawati, 1988. Sifat-sifat polipropilen dapat diperbaiki dengan cara memodifikasinya menjadi OPP oriented polypropilene jika dalam proses pembuatannya ditarik satu arah atau BOPP biaxally oriented polypropilene jika dalam proses pembuatannya ditarik dua arah. Metalizing adalah teknik untuk membuat membran tipis dengan menyalurkan logam melalui permukaan kertas atau plastik film dalam kondisi vakum. Walaupun lapisan penglogaman ini tipis, sekitar 300-1000 Å m, tetapi dapat meningkatkan perlindungan, menahan bau, 38 memberikan efek kilap dan menahan gas Matsumoto, 2007. Logam yang biasa digunakan untuk metalasi adalah alumunium. Kemurnian alumunium yang digunakan adalah diameter wire alumunium sebesar mm dan biasanya ketebalan kurang dari mm. Proses metilasi dilakukan dengan melelehkan dan menguapkan alumunium wire pada suhu 1500 C. Uap alumunium akan melapisi film plastik yang berputar pada sebuah rol pendingin bersuhu sekitar 15 C. Rol pendingin diatur pada suhu tersebut agar film tidak meleleh ketika terkena uap alumunium yang panas. Alumunium memiliki sifat hermetis, fleksibel, dan tidak tembus cahaya. Ketebalan alumunium foil menentukan sifat protektifnya. Berdasarkan pengujian fisik yang telah dilakukan terhadap bahan kemasan alumunium foil dengan tiga ketebalan yang berbeda oleh Balai Besar Kimia dan Kemasan BBKK pada tahun 2009. Pengujian ini meliputi densitas, gramatur, laju transmisi gas oksigen O 2 TR, dan laju transmisi uap air WVTR. Tabel 3. Analisis sifat fisik alumunium foil Laporan hasil uji laboratorium uji dan kalibrasi BBKK, 2009 Jenis Kemasan Ketebalan mm Densitas gcm 2 Gramatur gm 2 WVTR gm 2 24 jam O 2 TR ccm 2 24 jam Alumunium Foil Suhu = C, RH = 100 Suhu = 21 C, RH = 55 Data pada Tabel 2. menunjukkan bahwa ketebalan kemasan alumunium foil berbanding terbalik dengan nilai WVTR. Semakin meningkat ketebalan kemasan, nilai WVTR akan semakin rendah. Hal ini menunjukkan semakin tebal kemasan maka daya permeabilitas kemasan terhadap uap air semakin 39 rendah. Permeabilitas dan ketebalan kemasan juga berkaitan dengan densitas dan gramatur. Semakin rendah ketebalan alumunium foil, semakin kecil pula densitas dan gramatur. Menurut Matsumoto 2007, ketebalan kemasan menentukan laju transmisi gas oksigen O 2 TR dan uap air WVTR kemasan. Alumunium foil dengan ketebalan mm memiliki nilai WVTR dan O 2 TR yang paling tinggi dibandingkan dengan ketebalan lainnya. Hal ini berarti jenis alumunium ini paling mudah ditembus oleh oksigen dan uap air dari lingkungan selama penyimpanan. Berbeda dengan hasil analisis nilai O 2 TR terhadap masing-masing kemasan. Nilai O 2 TR paling tinggi terdapat pada kemasan alumunium foil dengan ketebalan mm dan menunjukkan nilai terendah pada kemasan alumunium foil dengan ketebalan mm. Berbeda dengan pernyataan Robertson 1993 bahwa kuantitas dari difusi gas sebanding dengan ketebalan lapisan. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya keanekaragaman struktur molekul penyusun lembaran atau film dan tingkat kepolaran. Plastik yang dilapisi logam metalized plastic dapat meningkatkan penampilan dan mengurangi transmisi. Plastik ini dapat melindungi produk dari cahaya. Penggunaan plastik ini antara lain untuk mengemas kopi, makanan kering, keju, dan roti panggang Matsumoto, 2007. H. PENDUGAAN UMUR SIMPAN

perkembangannyadi bidang pascapanen, sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemasan pangan. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pangan, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia. Kriteria yang perlu dipertimbangkan 1 Mengidentifikasi jenis-jenis kecacatan yang terjadi pada proses pengemasan Stripping obat solid. 2. Mengidentifikasi faktor yang dominan menjadi penyebab pada proses pengemasan Stripping obat solid sehingga terjadinya kecacatan produk. event) 3. kecuali di tingkat terendah dalam pohon Memberikan usulan perbaikan
ruanganbersuhu ruang. Tahapan proses pengemasan buah durian seperti terlihat pada Gambar 1. Kadar CO 2 yang dihasilkan oleh buah durian diukur menggunakan GC untuk
Berikutjenis jenis pengemasan berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis yakni: 1. primeryakni bahan kemas langsung mewa dari bahan pangan “kaleng susu, botol minuman, dll”. 2. sekunderyakni kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk w
.
  • qpwc7wquom.pages.dev/390
  • qpwc7wquom.pages.dev/294
  • qpwc7wquom.pages.dev/353
  • qpwc7wquom.pages.dev/167
  • qpwc7wquom.pages.dev/370
  • qpwc7wquom.pages.dev/116
  • qpwc7wquom.pages.dev/301
  • qpwc7wquom.pages.dev/140
  • qpwc7wquom.pages.dev/38
  • pada gambar tersebut menggunakan jenis pengemasan