NaskahLakon Dari Sebuah Teater Modern Indonesia Naskah Lakon Dari Sebuah Teater Modern Indonesia pertama yang menggunakan bahasa Indonesia adalah Bebasari karya Rustam Effendi, seorang sastrawan, tokoh politik, yang terbit tahun 1926. Naskah lakon sebelumnya ditulis dalam bahasa Melayu-Tionghoa, bahasa Belanda, dan bahasa Daerah. Kemudian, muncul naskahnaskah drama berikutnya yang ditulis
Penyusunan Dalam Naskah Lakon Teater Modern Indonesia Pertama yang harus kita lakukan adalah Penyusunan Dalam Naskah Lakon Teater Modern memilih dan menentukan tema, yaitu pokok pikiran atau dasar cerita yang akan ditulis. Saat memilih dan menentukan tema, harus mengingat kejadian/ peristiwa yang dalam pertunjukan dinyatakan sebagai laku atau action dan motif, yaitu alasan bagi timbulnya suatu laku atau kejadian/peristiwa. Kejadian/peristiwa dari laku harus diterangkan melalui rangkaian dan totalitas sebab-akibat. Timbulnya motif sebagai dasar laku merupakan keseluruhan dari rangsang dinamis yang menjadi lantaran seseorang mengadakan tanggapan. Dasar timbulnya motif, adalah kecenderungankecenderungan dasar yang dimiliki manusia, kecenderungan untuk dikenal, untuk mengejar kedudukan, dan lain-lain, yang disebabkan oleh keadaan fisik dan status sosialnya. Juga disebabkan oleh sifat-sifat intelektual dan emosionalnya. Setelah memilih dan menentukan jalan cerita yang akan ditulis, langkah selanjutnya adalah merumuskan intisari cerita yang disebut premise. Apabila premise digunakan sebagai dasar ide/ gagasan, kita akan mendapat pola cerita, ke arah mana tujuan cerita yang kita tuangkan dalam bentuk naskah lakon. Apabila kita menyeleweng dari arah yang telah ditentukan, maka kita tidak akan sampai pada tujuan dalam Penyusunan Dalam Naskah Lakon Teater Modern. Sebagaimana yang tersurat dan tersirat di dalam premise. Premise yang kita tentukan akan teruji dan terbukti kebenarannya jika kita sampai pada titik tujuan, titik akhir lakon. Oleh karena itu, kita harus benar-benar yakin akan premise yang telah ditentukan. Jangan menulis sebuah lakon yang premisenya masih kita sangsikan sendiri! Misalnya kita menentukan premise, siapa yang menggali lubang akan terperosok sendiri ke dalamnya. Bagaimana dengan kebenaran premise itu? Yakinkah kita? Nah, kalau kita yakin, kita harus berpegang pada premise itu, sehingga kita akan terhindar dari bahaya kerja yang meraba-raba. Kalau premise yang kita tulis ternyata sama dengan premise naskah lakon tertentu, kita jangan kecil hati karena hasil tulisannya akan berbeda. Pengolahannya pasti akan berbeda dengan naskah lakon yang sudah ada di Penyusunan Dalam Naskah Lakon Teater Modern. Misalnya, naskah lakon “Jayaprana dan Layonsari” dari Bali, premisenya sama dengan naskah lakon tragedi “Romeo & Juliet karya Williams Shakespeare, tetapi kedua naskah lakon tersebut berbeda. Sebagai akhir uraian tentang premise, baiklah kita kemukakan kenyataan bahwa tidak ada lakon yang baik tanpa premise. Oleh karena itu, kita sebutkan beberapa contoh • “MACBETH” karya Williams Shakerpeare Premise “Nafsu angkara murka membinasakan diri sendiri”. • “TARTUFFE” karya Moliere Premise “Siapa menggali lubang untuk orang lain, akan terjerumus sendiri ke dalamnya”. • “RUMAH BONEKA” karya Hendrik Ibsen Premise “Tiada keserasian dalam pernikahan akan mendorong perceraian”. • “DEAD END” karya Sidney Kingsley Premise “Kemiskinan mendorong kejahatan”. • “API” karya Usmar Ismail. Premise “Ambisi angkara membinasakan diri sendiri” Baca Juga Naskah Lakon Dari Sebuah Teater Modern Indonesia Improvisasi Dan Karakter Dalam Pemeranan Dari Sebuah Teater Modern Latihan Teknik Pemeranan Dalam Seni Teater Modern Demikian Artikel Penyusunan Dalam Naskah Lakon Teater Modern Indonesia Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait Latihan Bernyanyi Lagu Modern Dengan Gaya Yang Tepat Jenis Irama Dasar Dari Sebuah Seni Musik Barat Kegiatan Evaluasi Dalam Pameran Seni Rupa Jenis - Jenis Dari Sebuah Pertunjukan Musik Barat Pelatihan Pemeran Dalam Rancangan Pementasan
StrukturNaskah Lakon Teater. Aristoteles yang membagi naskah menjadi lima bagian besar, yaitu eksposisi (pemaparan), komplikasi, klimaks, anti klimaks atau resolusi, dan konklusi ( catastrope ). Kelima bagian tersebut pada perkembangan kemudian tidak diterapkan secara kaku, tetapi lebih bersifat fungsionalistik. 2).
Pilihlah salah satu jawaban berikut yang anda anggap paling benar ! 1. Kata teater berasal dari bahasa Yunani yaitu Theatron yang artinya adalah…… C. Tempat untuk berkreasi E. Tempat menyanyi dan menari 2. Pengertian teater dalam arti yang luas maksudnya adalah…… A. segala pertunjukan yang dipentaskan didepan orang banyak B. cerita tentang hidup dan kehidupan manusia yang dipentaskan didepan orang banyak dengan menggunakan naskah tertulis C. semua gedung yang dibuat untuk mementaskan pertunjukkan teater D. teater yang ditonton oleh orang banyak E. teater yang jumlah pemainnya lebih dari satu orang 3. Saat menentukan judul dalam cerita, maka harus lebih dulu menentukan… 4. Apakah yang dimaksud memodifikasi naskah teater…. A. Menulis kembali naskah teater dengan tidak merubah cerita B. Menulis kembali naskah teater dengan merubah semua prosedur penulisan naskah teater C. Menulis kembali naskah teater dengan merubah komponentokoh,plot/alur,setting cerita tanpa merubah inti cerita D. Menulis kembali naskah teater dengan baik dan benar E. Menulis kembali naskah teater dengan tidak memberi dialog pada naskah 5. Dalam menyusun naskah kita perlu menentukan tema, apakah yang dimaksud dengan tema… A. Plot yang ada dalam cerita B. Pesan yang akan disampaikan kepada penonton C. Setting yang ada pada keseluruhan cerita D. Gagasan utama atau pokok pikiran dalam pementasan E. Pengaturan posisi pemain dalam sebuah panggung 6. Dalam penulisan naskah, kita harus menentukan alur, dalam cerita ada tiga macam alur yaitu… A. Alur eksposisi, alur maju, alur balik B. Alur klimaks, alur maju, alur mundur C. Alur maju mundur, alur resolusi, alur balik D. Alur maju, alur balik, alur belok E. Alur maju, alur mundur, alur maju mundur/bolak balik 7. Rangkaian peristiwa atau jalannya kisah drama yang didalamnya terdapat konflik yang berkembang secara bertahap dari sederhana hingga kompleks sampai pada penyelesaian akhirnya, disebut…… 8. Seni dalam membawakan peran orang lain diluar dari dirinya merupakan pengertian dari … 9. Agar menghayati perannya, aktor bisa mengobservasi orang disekitarnya sehubungan dengan peran yang dimaksud. Ia perlu mengamati hal-hal berikut, kecuali…… Banyak cara yang dilakukan seorang aktor untuk melatih dirinya agar menjadi aktor yang baik, salah satunya adalah dengan melakukan latihan ketangkasan seperti pada gambar disamping. Gambar tersebut merupakan salah satu cara yang dilakukan seorang aktor untuk melatih… 11. Salah satu cara kita untuk melatih olah tubuh dalam pemeranan karakter adalah … 12. Pernapasan dan pengucapan merupakan contoh dari latihan … 13. Penentuan pemeran tokoh-tokoh dalam sebuah drama disebut dengan …. 14. Peran utama yang menjadi pusat perhatian penonton yang bersifat baik, rendah hati, penolong lembut disebut dengan ….. 15. Salah satu contoh pertunjukan teater tradisional adalah dengan mementaskan cerita tentang “Malin Kundang” yang dikutuk oleh ibunya sehingga menjadi batu. Simbol Malin Kundang yang menjadi batu tersebut adalah menyimbolkan anak yang … 16. Menetapkan sasaran lalu memilih tindakan yang akan diambil dari berbagai alternatif yang ada, merupakan fungsi manajemen pertunjukan bagian…. 17. Tim produksi dibagi menjadi,…. A. Manajemen produksi dan manajemen administrasi B. Manajemen kegiatan dan manajemen produksi C. Manajemen artistik dan non artistik D. Manajemen administrasi dan manajemen artistik E. Manajemen pendanaan dan manajemen artistik 18. Apabila pertunjukan kita diketahui oleh orang lain, maka tugas divisi …… untuk merealisasikannya. 19. Tugas utama dana usaha agar pementasan berjalan dengan baik adalah…. C. Pembaca ulasan teater di surat kabar D. Mengatur bagian pencarian dana E. Mengatur jalannya acara 20. Personil yang bertugas mengelola dan bertanggungjawab dengan urusan keproduksian secara menyeluruh adalah …. 21. Merencanakan, melaksanakan dan menyimpan semua dokumentasi kegiatan pementasan pertunjukan, merupakan tanggungjawab dari divisi… 22. Perhatikan bagian-bagian manajemen pertunjukkan teater berikut ini ! 1 Konsumsi 5 Sekretaris 2 Transportasi 3 Bendahara 4 Perlengkapan Seksi yang bertanggung jawab atas kebutuhan logistik kegiatan adalah pada nomor…. 23. Berikut adalah bagian-bagian dari tata artistik, kecuali…. 24. Di bawah ini yang termasuk fungsi tata busana adalah… A. Mencitrakan keindahan penampilan B. Menggambarkan bentuk panggung C. Memberi gambaran lokasi kejadian D. Memberikan efek pencahayaan E. Menyempurnakan wajah pemain 25. Panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi panggung adalah… A. Panggung thrust/campuran 26. Seni menggunakan alat dan bahan kosmetik untuk mewujudkan karakter wajah tokoh adalah tugas dari…. 27. Tata rias yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak, bangsa, sifat, dan ciri-ciri khusus yang melekat pada tokoh disebut dengan…… 28. Busana yang lahir dari imajinasi dan fantasi perancang adalah tata busana….. A. Tata busana tradisional B. Tata busana sehari-hari 29. Tata rias yang dipakai untuk menggambarkan karakter tokoh tua adalah…. B. Menurunkan bentuk alis C. Memberi perona pipi berwarna merah D. Memberi garis kerutan di wajah E. Memberi body painting warna putih 30. Fungsi dari tata suara dalam pertunjukan teater adalah…… A. Membantu menggambarkan suasana dalam suatu adegan B. Memberikan efek pencahayaan C. Menggambarkan bentuk panggung D. Menyempurnakan wajah pemain E. Membedakan satu pemain dengan pemain lainnya
Naskahlakon teater, khususnya teater tradisional ditangan sang koordinator dan biasanya merangkap pimpinan grup, atau orang yang dituakan dalam kelompok seninya. dan pesan moral bersifat aktual atau tidak. Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keseimbangan hidup, harmonis, dan bermakna. 2. Tema
apakah keunikan naskah lakon teater?Jelaskan pentingnya memodifikasi naskah teaterTerangkan yg dimaksud memodifikasi naskah lakon teater JAWABANNaskah lakon pertama yang menggunakan bahasa Indonesia adalah Bebasari karya Rustam Effendi, seorang sastrawan, tokoh politik, yang terbit tahun 1926. Naskah lakon sebelumnya ditulis dalam bahasa Melayu-Tionghoa, bahasa Belanda, dan bahasa muncul naskah naskah drama berikutnya yang ditulis sastrawan Sanusi Pane, Airlangga tahun 1928, Kertadjaja tahun 1932, dan Sandyakalaning Madjapahit tahun 1933. Muhammad Yamin menulis drama Kalau Dewi Tara Sudah Berkata tahun 1932, dan Ken Arok tahun Mengamati dan mengidentifikasi naskah lakon seni teater berdasarkan jenis, bentuk, dan makna sesuai kaidah seni teater Melakukan eksplorasi tehnik dan prosedur penyusunan naskah sesuai kaidah seni teater Menginterpretasi lakon seni teater modern dalam bentuk Mendiskripsikan naskah lakon yang sudah diinterpretasi secara lakon dlm teater disebut pula …terangkan yg di maksud struktur lakon dlm teater kekinian tak lagi statis! Untuk menciptakan penonton ramai mendatangi teater tersebut Jelaskan pentingnya memodifikasi naskah teater karena kalau tak di penyesuaian akan timbul 1 mampu menjadi plagiat bila sama dgn karya orang2 dgn di modifikasi para tokoh dapat dgn gampang menghafal & nantinya menguasai punggung 3 mampu menyunting apalagi dahulu bahasa yg lebih sesuai dgn suasana & tema nya apa Terangkan yg dimaksud memodifikasi naskah lakon teater JAWABAN Naskah lakon pertama yang menggunakan bahasa Indonesia adalah Bebasari karya Rustam Effendi, seorang sastrawan, tokoh politik, yang terbit tahun 1926. Naskah lakon sebelumnya ditulis dalam bahasa Melayu-Tionghoa, bahasa Belanda, dan bahasa Daerah. Kemudian, muncul naskah naskah drama berikutnya yang ditulis sastrawan Sanusi Pane, Airlangga tahun 1928, Kertadjaja tahun 1932, dan Sandyakalaning Madjapahit tahun 1933. Muhammad Yamin menulis drama Kalau Dewi Tara Sudah Berkata tahun 1932, dan Ken Arok tahun 1934. PEMBAHASAN 1. Mengamati dan mengidentifikasi naskah lakon seni teater berdasarkan jenis, bentuk, dan makna sesuai kaidah seni teater modern. 2. Melakukan eksplorasi tehnik dan prosedur penyusunan naskah sesuai kaidah seni teater modern. 3. Menginterpretasi lakon seni teater modern dalam bentuk naskah. 4. Mendiskripsikan naskah lakon yang sudah diinterpretasi secara kelompok. Naskah lakon dlm teater disebut pula … Jawaban Skenario Penjelasan lazimnya naskah lakon dlm teater disebut pula dgn skenario yaitu jalannya dongeng. terangkan yg di maksud struktur lakon dlm teater kekinian tak lagi statis! lakon dlm memiliki arti sikap . berarti lakon dlm teater yaitu perilaku/gerak gerik pemain dlm mementaskan teater
Terangkanyang dimaksud memodifikasi naskah lakon teater - 46614530 yerinkang63 yerinkang63 23.11.2021 Seni Sekolah Menengah Pertama terjawab Terangkan yang dimaksud memodifikasi naskah lakon teater 1 Lihat jawaban Iklan Iklan
Di dalam produksi teater berbasis bacaan, naskah drama atau kita tutur akrabnya dengan “naskah” saja, adalah pijakan utama dalam proses produksi. Banyak penonton teater juga mendasarkan keputusan menonton atau tak suatu pertunjukan bersendikan naskah yang diangkat. Cuma demikian, tak sukar kita mendapati satu pertunjukan nan mengerjakan sedikit modifikasi terhadap skenario yang dipanggungkan. Hak kreatif sutradara dianggap sepan kerjakan mengamalkan terbatas perubahan dialog, bahkan kawin babak demi tercapainya sebuah pementasan yang lebih kontekstual maupun makin baik dalam sudut pandang tertentu. Di Indonesia, hal begini sedekat pengamatan saya masih dianggap kejadian nan biasa. Ya, Kreativitas sutradara memang utama dan patut dijunjung. Namun demikian, praktik modifikasi naskah sandiwara boneka ini seringpula tidak dilakukan atas persetujuan notulis. Sepertinya, penulis skrip dianggap sudah selesai pekerjaanya sejak naskah diberikan ke sutradara ataupun khalayak, sehingga perwujudan naskah ke atas panggung bukan pula kepunyaan kreatif si penulis. Bahkan, melakukan aplikasi ijin atau setidaknya konfirmasi kepada pencatat naskahpun banyak nan bukan semacam ini sepertinya dianggap bukan masalah di Indonesia. Setau saya, saya belum aliansi mendengar notulis naskah senior sebagai halnya Putu Wijaya atau Tepi langit Riantiarno, mengeluh karena naskahnya dimainkan tanpa ijin. Bisa jadi ini pun demi membangkitkan hidup berkarya arena, sehingga hal-hal yang menghambat proses dikesampingkan dulu. Namun demikian, ada bilang pencatat yang rangkaian berusaha menegakkan haknya sebagai penyalin. Sebut namun WS Rendra yang menuntut penyetoran royalti tertentu apabila naskah karya ia dimainkan makanya keramaian atau seniman lain di luar kelompoknya. Saya koteng pernah menyedang melakukannya. Meski naskah karya saya baru sebatas hitungan deriji satu tangan, namun saya menyedang mengunggah tulisan tangan saya ke internet dengan mencantumkan email dan nomer HP disertai permohonan agar barangkali tetapi nan akan menggunakan tulisan tangan saya terlebih lewat menghubungi saya. Tentu banyak yang kemudian bersedia mengabari saya lebih dulu. Biasanya saya akan meminta sagu hati sebesar 10% dari jumlah karcis yang terjual. Tentu saja saya bersedia di”nego” dan hasilnya seringpula mereka menyatakan tidak bernas menggaji royalti karena kapitalisasi nan minim dan hasil penjualan tiket digunakan lakukan menutup biaya artistik dan produksi. Saya tidak keberatan jika memang demikian sedikit menggondokkan pertautan saya alami juga. Suatu kali seorang sutradara berasal seberang pulau menghubungi saya dan berniat memproduksi pertunjukan teater menggunakan naskah saya. Namun, berkaitan dengan pendanaan yang belum sejenis itu aman, ia menego untuk hanya membayar sagu hati dengan jumlah karuan sekian ratus ribu. Sayapun bersedia mengijinkan dan menyepakati nilai imbalan nan dijanjikan. Semata-mata, bulan-demi bulan berikutnya tidak ada kabar. Setakat suatu saat saya “browsing” dan menemukan berita online adapun telah suksesnya tontonan kelompok tersebut. Lalu saya mengontak sutradaranya bikin menagih janji. Namun, jawabannya ialah mereka lain akan membayar royalti kepada saya, karena dua hal. Satu, secara keuangan tim produksi mengalami kemalangan sekian desimal juta karena gagalnya sponsorship. Dua, ini yang terka bikin panas hati, beliau mengatakan “Tidak Jadi” mengaryakan naskah saya, tetapi membuat skrip bau kencur nan didasarkan pada naskah saya. Sedangkan dari bilang berita online yang saya baca, jelas-jelas sinopsisnya sama, hanya mereka menambah beberapa adegan opening dan melakukan modifikasi lakukan mengkontekstualkan dengan persoalan di daerah mereka. Dan lagi, segel-nama biang kerok yang mereka pentaskan tetap sama seperti mana nama-segel tokoh dalam skrip saya tersebut. Ketimbang meributkan ratusan ribu tersebut, saya putuskan cak bagi “ya telah kalao begitu.”Terimalah, praktik memodifikasi naskah sebagai halnya ini menjadi terasa “problematis” karena terkait urusan “doku” P. Provisional mungkin saya tidak mempersoalkan modifikasi tulisan tangan saya ini andai saja tak membentuk batalnya perjanjian ini, saya membaca sebuah artikel tentang praktik pengubahan naskah dan kaitannya dengan hoki cipta di Amerika Sertikat. Berikut saya sampaikan tafsiran versi saya. Semoga menjadi bahan teks kita di Jogja dan dari kata sandang Knowledge Base di website AACT American Association of Community Theatre. PENGUBAHAN NASKAH? Undang-undang Oktroi mewajibkan permohonan ijin. Berikut caranya sepatutnya berhasil. Tidaklah aneh untuk sutradara yang menjadikan naskah ibarat titik pijaknya–membolehkan bilang pengubahan yang teradat mudahmudahan supaya pementasan kian memadai bagi lokasi, aktor dan penontonnya. Mereka bisa doang ki memenungkan untuk menyelit dialog, mengganti jenis kelamin otak terdepan, atau nama tokohnya, mengatak ulang lokasi peristiwa atau kurun tahun, atau menghilangkan istilah alias bahasa tertentu. Dengan karya-karya Shakespeare tentu enggak ada masalah–karya-karyanya sudah terjadwal public domain milik awam. Namun sekiranya naskah atau terjemahan versi baru terbit naskah lama dilindungi oleh UU Hak Cipta, tidak satupun pengubahan itu dibolehkan sonder ijin tertulis berpangkal pencatat atau yang mewakilinya rata-rata penerbit atau bentuk agen lisensi. Bilang penulis skenario persisten menolak pengubahan lega karya mereka. Doang, banyak pula yang sedikitnya bersedia menimang-nimang kemungkinannya–jika Dia melakukannya dengan bermoral. Pengenalan-pembukaan yang hilang UU Hak cipta lahir berpokok konsep asal bahwa penulis memiliki peruntungan untuk meminta agar karya mereka dipresentasikan sebagaimana ia ditulis dan dimaksudkan. Tak mengacuhkan syariat dapat menempatkan sebuah kelompok teater kepada masalah. Pada 2003, sebuah dinner theatre teater berpentas di resto dan mengiringi acara bersantap-pena di Utah, memulai produksi dari naskah Neil Simon, Rumors. Hanya, saat banyak kata-kata cemar dihilangkan dari dialog, seorang pemeran yang bukan puas melaporkannya kepada Samuel French Inc., yang mutakadim memberikan lisensi pergelaran tersebut atas stempel Simon. Setelah mendapatkan teguran dari pengacara Simon, bahwa mereka harus mementaskan skenario seperti catatan aslinya, akhirnya kelompok ini memintal bikin membatalkan produksi daripada melanjutkan dan bentrok dengan barometer etika kesopanan. Penutupan produksi ini telah membuang biaya sebesar $ dan tak menyisakan modal untuk melanjutkan kegiatan mereka. Sebuah produksi Steel Magnolias di Memphis 1996 terancam detik seorang aktor pria dijatah memerankan penata rambut bernama Truvy. Dramatist Play Service, yang memegang lisensi atraksi atas segel Robert Harling sang panitera, menunangi produser kerjakan mengganti pemeran itu dengan aktor dara, maupun mereka akan kehilangan ijin pementasan. “Saya sungguh-sungguh mengimani dan mendukung hoki setiap orang untuk independensi ekspresi artistik,” kata Harling kepada New York Times. “Steel Magnolias, yakni ekspresi astistik saya, dan adalah hoki saya untuk berkeras hati bahwa tokoh perempuan itu harus dimainkan makanya amoi. Konsep berpangkal naskah ini berlatar sebuah salon kemolekan, dimana menunggangi seorang pria bagi menggambarkan perempuan adalah ide yang buruk,” tambahnya. “Jika itu merupakan ekspresi artistik hamba allah lain, maka saya harap mereka menggambar naskah sendiri secepatnya mungkin.” Kejadian serupa beberapa waktu sebelumnya, katib naskah Edward Albee menghentikan sebuah produksi Who’s Afraid of Virginia Woolf? yang menyodorkan jodoh homoseksual. “Seluruh salinan naskah saya” katanya internal sebuah pernyataan press, “memiliki beberapa klausul yang mengatakan bahwa ia harus dipentaskan tanpa adanya pengubahan, ataupun pengurangan, ataupun penambahan dan harus dipentaskan oleh aktor dengan jenis kelamin sebagai halnya ditulis n domestik tulisan tangan. Memang ada hak bernas penyutradaraan, belaka itu bukan hak untuk menyimpang berpokok naskah.” Beberapa aspek intern galur, ia menekankan, sama dengan histeria terungkapnya kehamilan dari salah satu tokoh, membentuk versi homoseksual akan jadi jenaka. Tentatif banyak sutradara berargumentasi tanya kebebasan artistik mereka, kalimat dalam kontrak lisensi sudah jelas–Dilarang mengubah sonder ijin. Edward Albee. Foto Ini semestinya dipahami bahwa jika sejumlah produksi di atas mutakadim dipentaskan dengan pengubahan tanpa ijin, maka penalti denda bisa dijatuhkan kepada sutradara atau produser pemegang keputusan pengubahan tertulis seluruh staf produksi, pemeran dan kru–bahkan pihak pengelola gedung–dengan maupun minus sepengetahuan mereka bahwa telah menjadi bagian dari upaya pengingkaran hukum. Mintalah, kamu akan mendapatkan Sementara sejumlah penulis, termasuk Simon dan Albee, secara masyarakat menolak pengubahan naskah, bilang nan lain makin akomodatif. Nyatanya, banyak penerbit/agen lisensi nan berbincang dengan kami mengatakan bahwa mereka menghimbau para sutradara untuk mengabari mereka di tadinya perencanaan produksi seandainya mereka berkehendak mengubah skrip, karena mereka mungkin sekadar bisa mengakomodir. “Selalu mintalah,” kata seseorang, “apa susahnya menunangi.” Langkah permulaan adalah menelepon alias menugasi piagam ke penerbit/perwakilan yang memegang lisensi naskah, dan sampaikan permintaan sedetil kelihatannya. Jangan saja batik “menyela sedikit” dari adegan 1, atau “menidakkan beberapa dialog dari adegan kedai.” Detilkan halaman, kalimat dan kata mana yang cak hendak diubah. Ini terbukti lega produksi Evergreen di Green Bay, Wisconsin. “Beberapa waktu lalu kami ingin membuat pengubahan pada Peter Pan and Wendy, kami meminta ijin melampaui Playscripts,” kata Gretchen Mattingly bersumber Evergreen. “Sutradara merasa pertunjukan ini, jika sesuai naskah, terlalu panjang lakukan pirsawan taruna kami. Kami lewat jelas dan detil soal mana nan mau kami potong–tokoh nan terkait, kalimat dan nomor halaman–dan bukan mengubah silsilah cerita. Playscripts habis mengontak perekam naskahnya–Doug Rand–dan mendapat persetujuan darinya sebelum jadwal pelajaran dimulai. Rand, merupakan salah suatu terbit banyak notulis masa kini nan melenggong pada daya kreasi tertentu buat mengubah sedikit dari karyanya–selama tuntutan ijin diajukan dimuka. Puas Oktober 2010, ia menghadiri Milwaukee’s Firts Stage Children’s Theatre nan semenjana mementaskan Peter Pan and Wendy dengan menambah beberapa pemeran Lost Boys. “Saya suka ada lebih banyak”, ia berkata pada para pemeran. “Dan nama mereka–Pockets and Bumbershoot–itu keren!” Dan ketika kelompok Curtain Call di Stamford, Connecticut sedang menyiapkan produksi Nunsense dua masa lalu, Direktur Eksekutif Lou Ursone melihat bahwa ide slide show “Nunsmoke” bagaikan unsur parodi berpunca “Gunsmoke” ialah kuno. “Ide saya yakni menggantinya dengan video “Project Nunway,” ujarnya.”Saya menulis surat ke penulisnya, Dan Goggin untuk meminta persetujuannya, dan ia dengan sangat bijak menyetujui–dan menyukai risikonya.” Bahkan jika penulis sudah meninggal seklalipun, akomodasi untuk pengubahan bisa dilakukan dalam hal tertentu. Sebagai model, Rick Kerby dari Manatee Players di Bradenton Florida, menghubungi pihak Music Theatre International untuk mengubah skenario musikal baseball klasik Damn Yankees. “Bradenton merupakan lokasi kandang kwartir lakukan Pittsburgh Pirates di kejuaraan masa dingin”, ia menjelaskan, “dan kami mujur ijin bagi mengganti tim underdog kerumahtanggaan skrip adalah Washington Senators menjadi Pirates. Ini akan memepas sponsorship yang bagus dari tim Pirates–mereka bahkan memberi kami seragam Pirates bikin dipakai dalam pementasan dan mengirim merchandise maskot Pirates kerjakan kegiatan promo pra pertunjukan kami.” Pertunjukan Damn Yankees nan mengganti Washington Senators menjadi Pittsburg Pirates. Foto Siapa yang melaporkan? Sira bisa jadi berpikir, “Tapi banyak orang kukuh melakukan pengubahan sonder ijin selama ini.” Itu moralistis, tapi jumlah yang tak juga tidak kalah mengejutkan. Keseleo satu alasannya adalah karena rangka-lembaga / agen lisensi dan royalti menggaji petugas untuk mengintai daftar gerombolan teater, artikel dan website yang drastis. Produksi Steel Magnolias di Memphis nan ditolak misalnya, adalah hasil temuan berasal publisitas kelompok itu sendiri. Tetapi, banyak kasus pelanggaran malar-malar dilaporkan makanya pemeran atau kru-nya sendiri–seperti mana kasus produksi karya Neil Simon, Rumors di Utah–atau seseorang berpangkal keramaian jodoh, atau seseorang yang terpanggil secara kepatutan buat melaporkan situasi demikian. “Saya pernah mendapat dua kali panggilan bersumber penerbit yang menanyakan tentang pertunjukan kami,” tulis John Davis dari Evergreen Players, sebuah kelompok teater boncel di Colorado. Keduanya berjarak nyata untuk kelompok kami. Panggilan permulaan merujuk pada permakluman bahwa sutradara kami mutakadim menambah pemeran tangan kanan dan beberapa bahasa tambahan. “Saya jelaskan bahwa bahkan kami n kepunyaan dua turunan memainkan episode kecil, mereka enggak asosiasi berada dalam suatu panggung bersamaan dan tidak ada adendum bahasa,” prolog Davis. “Hal itu memuaskan pihak penerbit. Belakangan ini kami tahu bahwa panggilan tersebut berawal berasal laporan terbit sendiri pemeran nan tidak puas karena kami lepaskan pecat.” Panggilan lainya ialah tentang pemeran adam nan memerankan tokoh perempuan dan sebaliknya. Pelanggaran yang tak disengaja ini menambah perasaan Davis setelah produksi dihentikan. Untungnya, karena koneksi kerja yang baik antara gerombolan teater dan lembaga lisensi, tidak cak semau denda nan dijatuhkan setelah kelompok teaternya meminta izin atas kesalahan dan berjanji tidak akan mengulang kesalahan nan sama. “Kerumahtanggaan kedua kasus,” catat Davis, “penerbit sangat sopan dan membantu.” Kesimpulan akhir Pengubahan naskah artinya, dalam kejadian konsentrat, batik ulang karya penulis dan kamu kali merespon dengan “Jangan memainkan karya yang diklaim laksana karya saya, kalau memang bukan.” Syariat tambahan, kemudian, garis bawahnya merupakan mendukung visi artistik penulis. Itu sebagaimana pandangan Lou Ursone dari Curtain Call Connecticut. “Kami mementaskan apa yang ditulis. Kami tidak mengganti bahasa yang “kotor”, kami enggak menghilangkan “nudity” adegan telanjang, kami mengagungkan penulis nan karyanya kami pilih untuk diproduksi. Aturan singkat berasal tiga penerbit / pemegang lisensi. Samuel French Naskah harus dipentaskan sebagaimana adanya dalam rencana yang diterbitkan dan harapan penulis dihormati dalam produksi. Tidak suka-suka pengubahan, penyisipan, ataupun penghilangan kalimat, lirik, musik, judul ataupun jenis kelamin tokoh yang dibuat untuk kelebihan produksi. Ini termasuk pengubahan atau penyesuaian parasan periode dan tempat n domestik tulisan tangan. Mengacu plong pengubahan jenis kelamin, lelaki akan memainkan motor adam dan putri memainkan dedengkot kuntum. Mohon Dicatat masing-masing kepala karangan ditimbang secara terpisah dan jikalau Engkau mau melakukan pengubahan lega skenario harus meminta ijin tersurat. Tidak semua penulis atau perwakilan dabir mengijinkan pengubahan. Dramatist Play Service Naskah-naskah harus dipentaskan sebagaimana yang dipublikasikan maka itu Dramatist Play Service Inc. tanpa pengubahan, penambahan, penggantian alias penghapusan lega referensi dan kop. Larangan ini meliputi, tanpa perkecualian, lain mengganti, memperbaharui atau mencocokkan waktu, latar atau ajang n domestik naskah dalam bentuk apapun. Jenis kelamin inisiator pula bukan diperkenankan diubah ataupun ditukar dengan cara apapun, misalnya kostum atau pengubahan bodi. Music Theatre International Ketika Kamu mendapatkan lisensi pergelaran, berdasarkan hukum pertunjukan tersebut harus dipentaskan sama dengan adanya. Engkau tidak berwajib melakukan pengubahan apapun kecuali mendapatkan ijin tertulis mulai sejak kami. Jika tidak, pengubahan akan merebeh eigendom cipta penulis dibawah Undang-undang Hak Cipta Pemerintah Federal. Tanpa ijin resmi MTI, tindakan Engkau akan mengangkut Anda kepada petisi –tidak cuma dari perekam, tapi juga semenjak kami–atas pelanggaran terhadap syarat-syarat intern permufakatan lisensi yang dengan jelas melarang Beliau mengamalkan pengubahan atau pemangkasan. Terkadang, versi baru berusul pertunjukan dibuat saat penulis atau orang lain yang disetujui penulis merekonstruksi karya tersebut. Namun bagaimanapun, hanya dabir yang memiliki hak melakukan revisi, dan mereka jarang menerimakan ijin kepada pihak lain untuk melakukannya. Jika Anda merasa cak hendak menyedang mengerjakan pementasan hasil rekonstruksi pembaruan, ada banyak naskah public domain Shakespeare, Gilbert and Sullivan yang sudah tidak lagi dilindungi Undang-undang Hak paten Amerika Sindikat. Padalah, demikian kata sandang nan saya ambil dan saya terjemahkan mulai sejak website American Association of Community Theatre. Mana tahu bisa menjadi wacana dan sasaran bagi diobrolkan dalam berbagai kesempatan bersama komunitas dan seniman kolega Sira.
Naskahlakon pada teater tradisional dituangkan dalam bentuk bedrip atau bagal cerita atau lakon bersifat garis besar dari adegan lakon yang akan di pentaskan. Lakon bersumber dari kisah-kisah roman, kisah 1001 malam (desik), kisah gambaran kehidupan sehari-hari, sejarah, legenda, babad, epos, dst. yang mengakar, tumbuh dan berkembang di tengah
Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern Indonesia 1. Menginterpretasi Naskah Lakon Bila kita akan mempertunjukan naskah lakon tertentu, maka kita harus mengupayakan agar naskah lakon yang kita pertunjukan tidak berjarak dengan penonton. Artinya, penonton dapat menangkap arti dan makna, baik yang tersurat maupun yang tersirat yang kita visualisasikan di dalam pertunjukan. Mengupayakan agar Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern yang akan kita pertunjukan tidak berjarak dengan penonton, berarti kita harus mengenal naskah lakon tersebut terlebih dahulu, kemudian menginterpretasikannya. Misalnya, naskah lakon Mentang-mentang dari New York karya Marcelino Acana Jr dramawan Filipina, terjemahan Tjetje Yusuf yang disadur oleh Noorca Marendra. Naskah lakon tersebut bercerita tentang Bi Atang seorang janda dan anak gadisnya, Ikah, yang berlagak seperti orang kaya, padahal hidupnya pas-pasan. Setting sosial dari cerita Filipina ini sangat mirip dengan setting sosial masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, Noorca Marendra menyadurnya, memindahkan setting peristiwanya ke kampung Jelambar, di wilayah Jakarta Barat. Bahkan, Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern ini setting peristiwanya bisa dipindahkan ke setting peristiwa di Aceh, Batak, Minang, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor, Dayak, Banjar, Minahasa, Toraja, Bugis, Makassar, Ternate, Ambon, bahkan di Papua. 2. Mendeskripsikan Naskah Lakon Mentang-mentang dari New York merupakan naskah lakon realis yang menyajikan kewajaran dan bahkan kejadian/peristiwa yang dihadirkan merupakan kenyataan dari hidup sehari-hari. Seluruh kejadian/peristiwa dalam naskah lakon ini berlangsung di rumah Bi Atang yang digambarkan sebagai berikut. “Ruang tamu di rumah keluarga Bi Atang di kampung Jelambar. Pintu depannya di sebelah kanan dan jendela sebelah kiri. Pada bagian kiri pentas ini, ada seperangkat kursi rotan, di sebelah kanan ada radio yang merapat ke dinding belakang. Pada bagian tengah dinding itu ada sebuah pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan bagian dalam rumah itu. Pagi hari ketika layar terbuka, terdengar pintu depan diketuk orang. Bi Atang muncul dari pintu tengah sambil melepaskan apronnya dan bersungut-sungut. Bi Atang ini orangnya agak gemuk, jiwanya kuno, tetapi tunduk terhadap kemauan anak perempuannya yang sok modern. Oleh karena itu, maklum kalau baju rumahnya gaya baru. Apronnya berlipat-lipat dan potongan rambutnya yang di “modern”-kan itu tampak lebih tidak patut lagi.” Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern satu babak ini, bercerita tentang Bi Atang dan anak gadisnya, Ikah, yang sok modern. Gaya Ikah membuat kekasih dan teman-teman sepermainannya heran dan tidak lagi mengenalnya sebagai anak Jelambar. Di penghujung cerita, Ikah akhirnya menyadari kekeliruannya. Ceritanya pun berakhir dengan kebahagiaan. Karakter yang ada di dalam naskah lakon ini sebagai berikut. a. Ikah Anak gadis Bi Atang yang sok modern karena pernah menetap selama 10 bulan, 4 hari, 7 jam, dan 20 menit untuk belajar sebagai penata rambut dan kecantikan di Amerika. Ia mengganti namanya menjadi Francesca. Gaya bicaranya dibuat-buat seperti lafal orang Barat. Di rumah ia mengenakan gaun yang mengesankan dihiasi kulit binatang berbulu pada lehernya. Sebelah tangannya mengayun-ayunkan sehelai sapu tangan sutra yang selalu dilambai-lambaikan apabila berjalan atau bicara. Meskipun sudah pulang ke Jelambar, Ikah masih merasa berada di Amerika. b. BI Atang Agak gemuk. Janda yang menurut saja apa yang dikehendaki anak gadisnya, Ikah. Bi Atang didandani dengan dandanan yang norak dan aneh oleh Ikah. Rambutnya dipotong pendek, alis matanya dicukur, kuku dicat, berbedak, dan bergincu, seperti tante girang, sehingga menjadi bahan tertawaan tetangga. Akan tetapi, sebenarnya dia orang baik dan sangat mencintai anak gadisnya, Ikah. Oleh karena itu, dia menurut saja semua yang dikatakan Ikah. Dia tidak mau berselisih dengan Ikah. Bahkan, Ikah menyuruh setiap orang untuk memanggil ibunya dengan sebutan Nyonya Aldilla. c. Anen Kekasih/tunangan Ikah. Seorang insinyur yang cukup perlente, tetetapi dia sudah bertunangan dengan Fatimah. d. Fatimah Anak gadis dari keluarga yang cukup kaya di kampung Jelambar. Ia telah bertunangan dengan Anen. e. Otong Pemuda kampung Jelambar. Teman sepermainan Ikah, Anen, dan Fatimah yang diam-diam mencintai Fatimah. Baca Juga Penyusunan Dalam Naskah Lakon Teater Modern Indonesia Naskah Lakon Dari Sebuah Teater Modern Indonesia Improvisasi Dan Karakter Dalam Pemeranan Dari Sebuah Teater Modern Demikian Artikel Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern Indonesia Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait Langkah-Langkah Dan Penulisan Kritik Musik Menerapkan Dalam Nilai Estetis Dari Sebuah Tari Kreasi Jenis Dari Karya Seni Grafis Berdasarkan Teknik Nilai Estestik Dan Menulis Kritik Dalam Seni Teater Latihan Teknik Pemeranan Dalam Seni Teater Modern
Pementasanteater berasal dari naskah lakon. Ada unsur dan teknik penyusunan naskah lakon, Adjarian. Naskah lakon atau skrenario merupakan unsur penting dalam sebuah seni teater atau drama. Adanya naskah membuat sutradara dan pemain bisa mengetahui jalan cerita, tema, alur, latar, dan penokohan mengenai pementasan yang akan
Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern Indonesia 1. Menginterpretasi Naskah Lakon Bila kita akan mempertunjukan naskah lakon tertentu, maka kita harus mengupayakan agar naskah lakon yang kita pertunjukan tidak berjarak dengan penonton. Artinya, penonton dapat menangkap arti dan makna, baik yang tersurat maupun yang tersirat yang kita visualisasikan di dalam pertunjukan. Mengupayakan agar Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern yang akan kita pertunjukan tidak berjarak dengan penonton, berarti kita harus mengenal naskah lakon tersebut terlebih dahulu, kemudian menginterpretasikannya. Misalnya, naskah lakon Mentang-mentang dari New York karya Marcelino Acana Jr dramawan Filipina, terjemahan Tjetje Yusuf yang disadur oleh Noorca Marendra. Naskah lakon tersebut bercerita tentang Bi Atang seorang janda dan anak gadisnya, Ikah, yang berlagak seperti orang kaya, padahal hidupnya pas-pasan. Setting sosial dari cerita Filipina ini sangat mirip dengan setting sosial masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, Noorca Marendra menyadurnya, memindahkan setting peristiwanya ke kampung Jelambar, di wilayah Jakarta Barat. Bahkan, Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern ini setting peristiwanya bisa dipindahkan ke setting peristiwa di Aceh, Batak, Minang, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor, Dayak, Banjar, Minahasa, Toraja, Bugis, Makassar, Ternate, Ambon, bahkan di Papua. 2. Mendeskripsikan Naskah Lakon Mentang-mentang dari New York merupakan naskah lakon realis yang menyajikan kewajaran dan bahkan kejadian/peristiwa yang dihadirkan merupakan kenyataan dari hidup sehari-hari. Seluruh kejadian/peristiwa dalam naskah lakon ini berlangsung di rumah Bi Atang yang digambarkan sebagai berikut. “Ruang tamu di rumah keluarga Bi Atang di kampung Jelambar. Pintu depannya di sebelah kanan dan jendela sebelah kiri. Pada bagian kiri pentas ini, ada seperangkat kursi rotan, di sebelah kanan ada radio yang merapat ke dinding belakang. Pada bagian tengah dinding itu ada sebuah pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan bagian dalam rumah itu. Pagi hari ketika layar terbuka, terdengar pintu depan diketuk orang. Bi Atang muncul dari pintu tengah sambil melepaskan apronnya dan bersungut-sungut. Bi Atang ini orangnya agak gemuk, jiwanya kuno, tetapi tunduk terhadap kemauan anak perempuannya yang sok modern. Oleh karena itu, maklum kalau baju rumahnya gaya baru. Apronnya berlipat-lipat dan potongan rambutnya yang di “modern”-kan itu tampak lebih tidak patut lagi.” Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern satu babak ini, bercerita tentang Bi Atang dan anak gadisnya, Ikah, yang sok modern. Gaya Ikah membuat kekasih dan teman-teman sepermainannya heran dan tidak lagi mengenalnya sebagai anak Jelambar. Di penghujung cerita, Ikah akhirnya menyadari kekeliruannya. Ceritanya pun berakhir dengan kebahagiaan. Karakter yang ada di dalam naskah lakon ini sebagai berikut. a. Ikah Anak gadis Bi Atang yang sok modern karena pernah menetap selama 10 bulan, 4 hari, 7 jam, dan 20 menit untuk belajar sebagai penata rambut dan kecantikan di Amerika. Ia mengganti namanya menjadi Francesca. Gaya bicaranya dibuat-buat seperti lafal orang Barat. Di rumah ia mengenakan gaun yang mengesankan dihiasi kulit binatang berbulu pada lehernya. Sebelah tangannya mengayun-ayunkan sehelai sapu tangan sutra yang selalu dilambai-lambaikan apabila berjalan atau bicara. Meskipun sudah pulang ke Jelambar, Ikah masih merasa berada di Amerika. b. BI Atang Agak gemuk. Janda yang menurut saja apa yang dikehendaki anak gadisnya, Ikah. Bi Atang didandani dengan dandanan yang norak dan aneh oleh Ikah. Rambutnya dipotong pendek, alis matanya dicukur, kuku dicat, berbedak, dan bergincu, seperti tante girang, sehingga menjadi bahan tertawaan tetangga. Akan tetapi, sebenarnya dia orang baik dan sangat mencintai anak gadisnya, Ikah. Oleh karena itu, dia menurut saja semua yang dikatakan Ikah. Dia tidak mau berselisih dengan Ikah. Bahkan, Ikah menyuruh setiap orang untuk memanggil ibunya dengan sebutan Nyonya Aldilla. c. Anen Kekasih/tunangan Ikah. Seorang insinyur yang cukup perlente, tetetapi dia sudah bertunangan dengan Fatimah. d. Fatimah Anak gadis dari keluarga yang cukup kaya di kampung Jelambar. Ia telah bertunangan dengan Anen. e. Otong Pemuda kampung Jelambar. Teman sepermainan Ikah, Anen, dan Fatimah yang diam-diam mencintai Fatimah. Baca Juga Penyusunan Dalam Naskah Lakon Teater Modern Indonesia Naskah Lakon Dari Sebuah Teater Modern Indonesia Improvisasi Dan Karakter Dalam Pemeranan Dari Sebuah Teater Modern Demikian Artikel Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon Teater Modern Indonesia Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait Musik Sebagai Simbol Genre Teknik-Teknik Dari Sebuah Pergelaran Teater Latihan Bernyanyi Lagu Modern Dengan Gaya Yang Tepat Berapresiasi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater Jenis Kritik Dari Sebuah Karya Seni Rupa
Naskahlakon disebut pula dengan skenario. Naskah
. qpwc7wquom.pages.dev/157qpwc7wquom.pages.dev/181qpwc7wquom.pages.dev/88qpwc7wquom.pages.dev/382qpwc7wquom.pages.dev/262qpwc7wquom.pages.dev/212qpwc7wquom.pages.dev/137qpwc7wquom.pages.dev/55qpwc7wquom.pages.dev/60
terangkan yang dimaksud memodifikasi naskah lakon teater